Marhaban ya ramadhan. Bulan yang penuh berkah. Bulan penuh ampunan. Bulan dimana semua ibadahmu mendapat balasan berlipat-lipat. Banyak orang mengejar kebaikan-kebaikan di bulan ini. Trus kamu mau diam aja, ketinggalan jauh dibelakang mereka? Bulan ini juga terkadang dijadikan masa training untuk membiasakan diri di bulan lainnya. Doa-doa juga banyak diucap, semakin banyak harapan yang disampaikan pada Allah, berharap agar dikabulkan.
Sekarang saya mau bahas sedikit bagian “doa” tadi. Bukan bahas dengan ayat-ayat atau hadits bersangkutan. Saya Cuma mau ngasih satu perumpamaan simple. Menurut saya, ada satu hubungan antara diri kita dengan Allah. Dan dalam hubungan itu kita banyak mencurahkan harapan/keinginan kita pada Allah. Mengungkapkan apa mau kita, atau itu yang kita sebut dengan DOA. Bukan hanya 1 atau 2, permintaan yang kita mau itu banyak sekali kita ucapkan pada Allah. Tapi sekarang pertanyaannya kita peduli ga sama apa maunya Allah? Nah loh! Trus kita tahu ga sih apa sebenarnya mau Allah?
Bayangin nih ya. Kalian ada dalam suatu relationship, dimana salah satu pihak terus-terusan ngomongin apa maunya, sedangkan dia ga peduli sama maunya pihak yang lain. Kira-kira hubungannya baik apa baik? Menurut saya, itu perumpamaan yang sama disaat kita terus-terusan minta maunya kita sama Allah, tapi kita ga peduli apa maunya Allah.
Jadi biar ga kaya gitu kejadiannya, dari mana sih kita bisa tahu apa yang Allah mau? Sebelumnya saya juga pernah nulis di sini, kita itu udah dikasih surat cinta dari Allah. Dari situ kita bisa tahu semua maunya Allah. Al qur’an, apa masih kurang surat penuh cinta-Nya itu? Masih ga mau kah kita membacanya? Mencoba mengerti maunya Allah, bukan hanya meminta Allah mengerti maunya kita. Yuk mengaji! Bukan hanya membaca arabnya, tapi juga membaca terjemahnya, berusaha mengerti surat cinta-Nya.
Mengaji dan berdoa, buat saya itu seperti komunikasi dua arah dalam suatu hubungan. Dan dengan itu, semoga kita bisa menjadi sosok yang semakin dicinta Allah. Amiin...