30 April 2010

Kenapa Kamu


Kamu pernah tanya kenapa aku sayang kamu?
Tak perlu berpikir sulit untukku menjawabnya.
"Karena itu kamu."


Karena kamu yang membuat aku tetap nyaman dengan semua perbedaan kita.
Karena kamu yang ingin kutitipkan harapan tentang masa depan.

Karena kamu yang sadar dengan semua kekuranganmu.

Karena kamu yang aku inginkan untuk menyayangiku.


Kamu yang dengan hati-hati telah berusaha aku hindari.

Takut ku untuk terjatuh dengan semua kecemburuanmu.

Takut ku saat semua perhatianmu terbagi.

Tapi tenyata aku tetap jatuh padamu.


Aku tahu aku sayang kamu.
Dengan semua yang sudah menjadi bagian cerita kita.

Dan semua yang telah kita cita-citakan.

Jadi salahkah aku ketika berharap kamu optimis pada hubungan ini.

Aku tahu tak mudah jika nantinya semua tidak berjalan dengan baik.
Maka salahkah aku jika semakin berharap lebih banyak padamu.

Tetap menginginkanmu menambah perasaan sayangmu tiap hari.

Karena aku pun begitu.


Try.. Is all we have to do..
Jalanin aja kan kata kamu?

tapi dengan semua yang sudah jadi cerita antara aku dan kamu.

Aku mohon cobalah jalani lebih dari yang kita kira bisa kita lakukan.


Tolong! Aku telah jatuh padamu dan takut jika akhirnya harus merasakan sakit.

26 April 2010

On a line of green and blue


I hate this part right here.
I have to waited in line.
Just to be the next to be with you.
Then would you let me be the last?

24 April 2010

Jauh lebih mudah untuk kita


Ada saat dimana kita sering memperdebatkan tentang pengemis di jalan, pengamen, anak kecil atau orang cacat yang meminta-minta di sudut lampu merah. Kadang begitu banyak hal-hal yang menjadi pertimbangan ketika akan memberi. Apakah pengemis itu memang tak sanggup bekerja hingga harus mengemis, apa dia sudah tua atau masih muda, apa dia sehat, dll. Lalu orang-orang cacat itu, apakah mereka benar-benar cacat seperti itu atau tidak. Pengamen itu, mereka tampak masih muda, setidaknya mereka masih memiliki tenaga untuk bekerja. Anak-anak kecil itu, mereka tidak seharusnya berada di jalan, ayo sekolah adik!

Begitu banyak hal yang kadang terbesit dari satu sisi jalanan itu. Lalu bagaimana? Kadang ada orang yang memberi sekadarnya, tanpa perlu dilihat lagi mereka mengeluarkan logam Rp. 500,- melalui jendela mobilnya. Ada juga yang tidak memberi, dengan maksud mendidik, agar mereka lebih mau banyak berusaha untuk hidupnya, dari pada hanya sekedar meminta-minta di jalan. Ada juga yang berpikir, mental mereka itu harus dilatih, jangan cuma jadi mental pengemis. Kadang sebagian yang lain berpikir jika memang mempunyai tujuan membantu, lebih baik disalurkan melalui jalur yang benar. Melalui suatu lembaga atau yayasan. Dan ada juga yang benar-benar tidak peduli.

Memang kadang terlihat sangat risih, di setiap sudut jalan dengan mudahnya kita melihat pemandangan itu. Kadang pemikiran-pemikiran seperti diatas itu juga selalu terlintas di kepala. Tapi biasanya akhir dari semua pemikiranku itu adalah dengan keputusan memberi. Iya, biasanya aku akan berusaha memberi. Kenapa? Seolah terlalu memanjakan mereka, membiasakan mereka mendapat uang dengan cara seperti itu.

Satu hal yang kadang menjadi akhir pemikiranku. Jauh lebih mudah untuk kita. Iya, terkadang berapapun nominal uang yang kita keluarkan untuk mereka, masih akan jauh lebih mudah untuk kita mendapatkan kembali uang dengan nominal itu. Atau setidaknya masih jauh lebih mudah untuk kita yang misalnya sekarang memiliki sumber penghasilan, yang lebih baik dari penghasilan mereka. Bahkan jika hari ini uang terakhir kita habis untuk memberi pada mereka, insyaallah masih jauh lebih mudah untuk kita mendapatkan uang lagi esok hari. Aku juga berpikir, seandainya mereka memiliki kesempatan mendapat sumber penghasilan dengan cara lain, aku rasa mereka pun tidak ingin mengemis seperti itu. Jadi kadang ketika akan memberi pada mereka, melihat potret jalanan itu, satu hal yang terlintas dipikiranku, jauh lebih mudah untuk kita. Dengan semua anugerah Tuhan saat ini, masih jauh lebih mudah untuk kita.

Semoga kita termasuk orang yang selalu bersyukur.

22 April 2010

Bintang Jatuh


Udara malam ini cukup terasa menggigit dikulitku. Ntah karena malam ini sang angin memang sedang menurunkan suhunya atau tubuhku yang sedang menurun kondisinya. Tapi aku akan berusaha tetap disini, mencoba menemani malam. Aku akan bertahan, sebab aku mendengar banyak orang mengatakan bahwa malam ini adalah puncak rangkaian hujan meteor.

Maka disinilah aku, duduk manis di samping jendela kamarku. Menantang udara malam yang sedari tadi terus-terusan menusuk kulitku. Dan aku hanya bisa berusaha sedikit mencari kehangatan dari selimut yang kubalutkan pada tubuhku. Susu cokelat hangat ini pun telah kusiapkan untuk menemaniku beberapa jam ke depan. Menurut info yang aku dengar, jika beruntung kita akan melihat hujan meteor itu sejak jam 1 sampai jam 5 subuh nanti.

Untungnya malam ini langit terlihat cerah, semoga saja aku beruntung melihat rangkaian hujan meteor itu. Meteor itu, atau yang sering orang awam bilang dengan sebutan bintang jatuh, yang sering mereka percayai dapat mengabulkan permintaan jika kita ucapkan saat melihatnya. Iya, bintang jatuh itu yang saat ini aku tunggu, yang membuatku tetap bertahan ditengah dinginnya udara malam ini. Karena saat ini aku mempunyai permintaan, harapan tentangmu. kamu, seseorang yang telah kutitipkan hatiku untuk kau jaga.


Apakah kamu tak menyadarinya? Bagiku tak cukup menitipkan harapanku pada satu bintang jatuh saja. Aku akan menunggu puluhan atau ratusan bintang jatuh itu, menunggu hujan meteor itu. Malam ini aku akan berulang-ulang mengucapkan permintaanku. Tak dapatkah kamu menyadarinya, seberapa penting arti kehadiranmu untukku. Bahkan satu bintang jatuh saja tak cukup membuatku senang jika permintaan yang ingin kusampaikan adalah harapanku tentangmu. tak cukup,
karena aku begitu menginginkan harapanku terkabul. Akan kuulang-ulang permintaanku, untuk memastikan harapanku akan terpenuhi. Maka akan aku tunggu semua bintang jatuh yang melewati langitku malam ini, dan akan terus kuucapkan permintaanku tentangmu tanpa bosan.

Lihat! Bintang jatuh pertama baru saja melintas. Sebentar, ijinkan aku memejamkan mataku, dan mengucapkan permintaanku.

*dear God, I just want to be happy with him. Now and forever.
*dear God, …………………………… amin.

06 April 2010

The Distance Kills Me Inside


The distance separates us physically.
But emotinally, i'll always be yours
.
Not having you here with me is tearing me up inside.
Impatiently i wait to see you again.
Just talking to you, always makes me smile.

Sharing our troubles, thoughts, stories
.
No matter what time of day or night
.
I feel like i'm there, with you.
The distance kills me inside
.
So many times wanting to run away.
Where to? Somewhere with you.

one day soon, I want to spend the rest of my life with you.
I meant it with all my heart.
'cause loving you feels so right.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails