Antara aku, kau, dan dia.
Aku dengar saat kau katakan rasa itu sudah tak ada lagi untuknya.
Namun aku tetap merasakan sakitnya ketika kau masih menghubunginya.
Aku dengar saat kau katakan dia kini hanyalah sahabatmu.
Namun aku tetap merasakan perihnya ketika kau masih menerima ajakan makannya.
Aku dengar saat kau meyakinkan rasa itu kini hanya untukku.
Namun aku tetap merasakan keraguan ketika kau pun tak dapat berhenti menemuinya.
Maafkan aku ketika harus disibukkan dengan rasa ini.
Aku hanya mencoba membuka lebar mataku.
Mencari makna dari setiap tulisan yang dia isyaratkan tentangmu.
Ungkapan perasaannya yang masih tertinggal walau telah mengetahui keberadaanku.
Maka tak wajarkah aku dengan semua rasa ini.
Ketika mengetahui bahwa ia mengisyaratkan tak akan ada bendera putih.
Ketika mengetahui bahwa asanya selalu ada untukmu.
Maka tak dapatkah kau mengerti.
Tak wajarkah aku dengan semua ketakutanku.
Dia yang tak pernah menyerah.
dan kau yang tak juga ingin melepasnya.
Maka kali ini ijinkanlah aku dengan setumpuk egoku.
Mengharap kau berhenti menghubunginya.
Mungkin hanya sejenak, sambil memintamu menenangkanku.
Karena jujur kini aku tak merasa mendapat posisi aman dalam hubungan ini.
Haruskah aku merasa tenang ketika ada perempuan lain yang tak bisa kau kalahkan untuk memenangkanku.
Kadang ingin kuteriakan, “wahai Ego, istirahatlah sejenak.”
Atau mungkin aku hanya terlalu lelah.
Dan kurasa kau pun merasakan lelah yang sama dalam setiap pertengkaran kita.
Maka masih terlalu beratkah permintaanku agar kau menjaga perasaanku.
Menjaga keberadaanku di sisimu, bukan dia.
Aku dengar saat kau katakan rasa itu sudah tak ada lagi untuknya.
Namun aku tetap merasakan sakitnya ketika kau masih menghubunginya.
Aku dengar saat kau katakan dia kini hanyalah sahabatmu.
Namun aku tetap merasakan perihnya ketika kau masih menerima ajakan makannya.
Aku dengar saat kau meyakinkan rasa itu kini hanya untukku.
Namun aku tetap merasakan keraguan ketika kau pun tak dapat berhenti menemuinya.
Maafkan aku ketika harus disibukkan dengan rasa ini.
Aku hanya mencoba membuka lebar mataku.
Mencari makna dari setiap tulisan yang dia isyaratkan tentangmu.
Ungkapan perasaannya yang masih tertinggal walau telah mengetahui keberadaanku.
Maka tak wajarkah aku dengan semua rasa ini.
Ketika mengetahui bahwa ia mengisyaratkan tak akan ada bendera putih.
Ketika mengetahui bahwa asanya selalu ada untukmu.
Maka tak dapatkah kau mengerti.
Tak wajarkah aku dengan semua ketakutanku.
Dia yang tak pernah menyerah.
dan kau yang tak juga ingin melepasnya.
Maka kali ini ijinkanlah aku dengan setumpuk egoku.
Mengharap kau berhenti menghubunginya.
Mungkin hanya sejenak, sambil memintamu menenangkanku.
Karena jujur kini aku tak merasa mendapat posisi aman dalam hubungan ini.
Haruskah aku merasa tenang ketika ada perempuan lain yang tak bisa kau kalahkan untuk memenangkanku.
Kadang ingin kuteriakan, “wahai Ego, istirahatlah sejenak.”
Atau mungkin aku hanya terlalu lelah.
Dan kurasa kau pun merasakan lelah yang sama dalam setiap pertengkaran kita.
Maka masih terlalu beratkah permintaanku agar kau menjaga perasaanku.
Menjaga keberadaanku di sisimu, bukan dia.
I suddenly couldn’t breathe easily,
when she said “there will be no white flag above my door”.
when she said “there will be no white flag above my door”.
menang melawan ego, adalah kemenangan yg BESAR :)
ReplyDeleteeh terkadang memang perlu kita menuruti ego kita...salah satu cara untuk menghilangkan stress...asalkan engga kebablasen aja :D
ReplyDeletewoowww deee....
ReplyDeletei've been there too..
and i know hot it feels...:(
eh ralat..how it feels..hehe..
ReplyDeletehmm..sakit dan susah de ngilangin egonya..:(
Wah keren banget. Aku jadi pengin nulis.
ReplyDeleteKeren dear...
ReplyDeleteKarena aku pernah merasakan hal yang sama
Ah... seperti de javu baca tulisanmu kali ini
Tetap semangat yah, jika dia memang buat kamu pasti dia mengerti posisi kamu sekarang ^^
semoga ajah aku juga bisa mengalahkan ego ku
ReplyDelete:D
ego dan takut
ReplyDeletesmoga aku bisa mengalahkan rasa itu
:D
dy... bagus loh... dari lubuk hati yg paling dalam kah? hehehe iyah wlopun tidak ad hub lagi mang lebih baik tidak saling kontak pa lagi ketemuan.. untuk menyelamatkan hati yg gampang terlena.. ;)
ReplyDeletejust enjoy ur weekend :)
ReplyDeleteemang pasti ada rasa sakit,, tapi kita harus blajar prcaya sama pasangan kita jg, karena itu jauh lbih penting. dibalik setiap masalh past ada hikmah,klo dlm cnta mungkn yg serg disebut bumbu cinta, dan ga smw prasngka kita ke cow kita itu bner,bisa jd dia cm ngrasa ga enak nolak ajakan mantannya aja. dan klo kta blajr percya,ga perlu ngekang,nant cow kita akan tau apa yg hrus dia lakukan dan siapa yg hrus dia pilh, aku pikir itu akan jd jauh lbh indah pada akhirny untk ketiga belah pihak..,lg pula jika kita yg memint untk menjauhi mantannya, bwtku itu ga da artnya, krn keinginan itu lbh baik muncul dari dlm hatinya sndiri..
ReplyDeleteBtw, tulisannya ok bgt.. tepat..
lanjtkan berkarya...^^
Dia itu orang ketiga ya ?
ReplyDeletesemoga hubungannya baik2 saja..
dalam apapun selalu ada cobaan..
dan dari puisi diatas lia yakin pasti bisa..
salam kenal ^_^
sifat ego adalah hal yang paling susah dilawan (pingin alexa turun rajin bw aja mbak)
ReplyDeleteegoisme aduh sebuah hal umum rasanya susah mencari orang yang tidak egois
ReplyDeleteNanti pasti ada jalan terbaiknya..:)
ReplyDeletehmm.. jangan pernah salahkan ego yang sesuai hati kecil kita. mencintai artinya saling mengerti dan membahagiakan dari dua belah pihak. inget ya, dua belah pihak. that's it :)
ReplyDeletesalam kenal, thanks dah singgah yaaa
menurutku itu bukan ego sist tapi hak. hakmu untuk meminta dan bertanya :) n kamu juga harus menyadari juga jika itu juga haknya dia dan dia, untuk punya perasaan itu. Solusinya harus ambil keputusan untuk memilih, biar gak terombang-ambing dgn rasa itu. berat tapi harus.
ReplyDeletewahhhh,,mbak dy.tulisan yang satu ini ngena banget deh.
ReplyDeletehave a nice sat-nite :)
ReplyDeleteBila ada 2 orang, maka akan muncul masalah
ReplyDeleteNamun bila ada 3orang, itu sih bencana :D
Itu bukan ego, tapi kenormalan yang harus selalu diperjuangkan. percaya aku! :D
ReplyDeletehmmm.... ego yg baek spti apa sih mbak??
ReplyDeletedemi kepntgan dan mencapai RidloNYA ego kan gpp yah? hehhehhee..
Itu bukan EGo tapi Nafsu hehheheh
emang nafsu klo udah membabi buta di penjarakan aja mbak hehhe di tahan dah...
Hmm... Take it easy ! You must be cemburu, hehee... :)
ReplyDeleteCinta laksana kereta, karena tetap berjalan di atas rellnya. Manakala yang baik tentang Dia habis, maka Cinta akan segera keluar dari relnya.
Nice to be here again, Salam sayang n good luck!
kadang emang emo selalu mengalah pada ego,
ReplyDeletenamun pera datang kelembutannya, menghadirkan kedamaian anatar ego dan emo
tentang EGO(egois),EMO(emosi),PERA(perasaan)
salam DY cute,^^
iya dyeh..moga begitu...
ReplyDeleteBisa membahasakan hati lewat tulisan. Salut ya mbaa. Dulu waktu aku di posisi mba, susah rasanya untuk membahasakan kata demi kata dengan alur yang indah. Tapi mba berhasil :)
ReplyDeleteHei hei, do you know, kesabaran itu membuahkan akhir yang luar biasa indah! Percaya dan terus percaya! Keep istiqamah ya mba, inget.. saat dia mendua, Allah ga pernah mendua. Bahkan di saat mba lagi sayang2nya sama dia.
He, maaf jadi panjang. Aku merasakan apa yang mba rasakan dulu.
Semangat! Tuhan bersama kita :)
Go On and Trust your Self :)
ReplyDeletePuisi jika ditulis dari Hati, makna selalu Indah dan dalam..."Ego" dalam suasana seperti itu memang dibutuhkan...saya mengartikannya bukan sebuah ego semata, tapi kebutuhan untuk saling mengerti, saling mengingatkan...bahwa dalm menjalin hubungan, ketenangan ternyata Butuh Fokus pada satu dan empati terhadap pasangan...
ReplyDeletesalam Kenal Dy...
hatur Nuhun sudah berkunjung ke Blog saya...
Menurutku sih ini bukan ego...kita memang harus menjaga perasaan pasangan kita kan...^_^
ReplyDeletecurcol apa fiksi nih dy,, hehheeh
ReplyDeleteaq nokomen deh kali ini,
sesak dada ini membaca tulisanmu,
membuat aq mengingat apa yang sudah berusaha ku lupakan sebelumnya (-_-)'
all: curhat atau fiksi ya?!
ReplyDeletegoresan-goresan imajinasi bisa ada yang fiksi, bisa ada yang curhat.
hehe..
Ego mungkin ada batasnya dimana wajar dan ngga. nah batasnya itu yang ngga nyata.