Perasaan itu memang sulit dibaca, bahkan oleh diri sendiri. Seperti yang terjadi pada pertemuan kedua kita ini. Ketika tanpa diduga bayangan dirimu kembali ada di bola mataku, kejadian yang memang tidak bisa kuduga. Melihatmu berdiri di sudut ruangan itu, seperti melihat hantu. Membuatku hanya bisa meresponmu dengan terdiam pada awalnya.
Aku sudah mempersiapkan diri mengatur detak jantungku, bersiap untuk menahan debarannya agar tak terdengar oleh mereka yang lain di meja ini. Mengatur nafasku agar tetap teratur, juga menyiapkan suaraku tetap normal ketika nanti akan berbicara denganmu. Kemudian melihatmu berjalan mendekat Sampai akhirnya duduk di depanku, membaur bersama teman yang lain. Ternyata debar jantungku tetap normal. Tidak seperti diawal pertemuan kita, yang walaupun sudah lama, tapi masih aku ingat detail perasaannya. Diawal pertemuan kita, ketika debar jantungku tak dapat aku kendalikan, mataku yang berbinar-binar melihatmu, suaraku yang tak dapat menyembunyikan perasaan senang, dan semua semangat yang muncul saat itu.
Tapi kini tak ada lagi semangat itu. Ledakan-ledakan kecil di hatiku itu telah hilang. Telah pergi bersama dirimu yang lama menghilang setelah itu. membuatku menyimpan harapan-harapan yang sempat lama menggantung. Sampai akhirnya perlahan-lahan aku melepaskan semuanya, dan hanya menyimpan secuil harapan bahwa suatu saat kamu akan datang padaku membawa harapan yang sama. Walau entah kapan.
Atau mungkin debaran untukmu itu telah hilang karena dia. Karena keberadaannya, dia yang juga ikut duduk dalam lingkaran meja ini. Dia yang melihatmu, juga melihatku. Dia yang selama ini kuanggap mulai bisa menggantikan kehadiranmu. Yang membuat senyum tetap menghiasi wajahku. Yang menghadirkan tawa dalam setiap obrolanku dengannya. Tapi sebenarnya juga tak kuketahui perasaannya.
Jadi di sini lah kejelasan dari penantianku, secuil harapan tentangmu yang masih ada itu pun telah hilang. Iya benar, itu semua karena keberadaannya. Karena dia yang sebenarnya masih belum kuketahui perasaannya tentangku. Tapi kini dia lah harapanku. Melalui matanya yang kini juga sedang menatapku, ingin kusampaikan padanya, semoga kali ini harapanku pun sama dengannya.
Aku sudah mempersiapkan diri mengatur detak jantungku, bersiap untuk menahan debarannya agar tak terdengar oleh mereka yang lain di meja ini. Mengatur nafasku agar tetap teratur, juga menyiapkan suaraku tetap normal ketika nanti akan berbicara denganmu. Kemudian melihatmu berjalan mendekat Sampai akhirnya duduk di depanku, membaur bersama teman yang lain. Ternyata debar jantungku tetap normal. Tidak seperti diawal pertemuan kita, yang walaupun sudah lama, tapi masih aku ingat detail perasaannya. Diawal pertemuan kita, ketika debar jantungku tak dapat aku kendalikan, mataku yang berbinar-binar melihatmu, suaraku yang tak dapat menyembunyikan perasaan senang, dan semua semangat yang muncul saat itu.
Tapi kini tak ada lagi semangat itu. Ledakan-ledakan kecil di hatiku itu telah hilang. Telah pergi bersama dirimu yang lama menghilang setelah itu. membuatku menyimpan harapan-harapan yang sempat lama menggantung. Sampai akhirnya perlahan-lahan aku melepaskan semuanya, dan hanya menyimpan secuil harapan bahwa suatu saat kamu akan datang padaku membawa harapan yang sama. Walau entah kapan.
Atau mungkin debaran untukmu itu telah hilang karena dia. Karena keberadaannya, dia yang juga ikut duduk dalam lingkaran meja ini. Dia yang melihatmu, juga melihatku. Dia yang selama ini kuanggap mulai bisa menggantikan kehadiranmu. Yang membuat senyum tetap menghiasi wajahku. Yang menghadirkan tawa dalam setiap obrolanku dengannya. Tapi sebenarnya juga tak kuketahui perasaannya.
Jadi di sini lah kejelasan dari penantianku, secuil harapan tentangmu yang masih ada itu pun telah hilang. Iya benar, itu semua karena keberadaannya. Karena dia yang sebenarnya masih belum kuketahui perasaannya tentangku. Tapi kini dia lah harapanku. Melalui matanya yang kini juga sedang menatapku, ingin kusampaikan padanya, semoga kali ini harapanku pun sama dengannya.
baca ini jadi serasa de javu @_@
ReplyDeletebtw, aku suka ^^
have a nice day cantik ^^
waduh...
ReplyDeleteaku ketinggalan yang pertama nih..
jadi gak nyambung.
nice poms.
met pagi yah
Guys,
ReplyDeleteSupport The Earth Hour, by turning off all the electricity for an hour on Saturday, March 27'th 2010, 8.30 pm.
Dukung The Earth Hour, dengan mematikan semua lampu dan listrik selama 1 jam, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 mulai dari jam 20.30 malam.
This is the least we can do....
Love the Earth...
Ninneta
kalau menyimak tulisan sobat..
ReplyDeletehanya bisa satu kata ..
yang sabar y sobat, di balik semua itu pasti ada yang jauh lebih indah
pertemuan kedua itu tenyata udah nggak begitu bermakna ya?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehm basi katanya duh.. buang aja deg hhehhehhe'
ReplyDeletepertemuan yg membawa kenangan
gila, keren banget tulisannya ^_^ ngalir tanpa jeda.
ReplyDeletejadi..ehm, apa itu yg namanya cinta terpendam ya? eh, ya ngga sih :D
lagu puja selalu melaju bersama ruang dan waktu, entah dimana tempat berhenti; selalu memadati hati, walau entah, pula, sebanyak apa ia terpenuhi.
ReplyDeletetulisan yang bagus, semoga harapan mu terwujud:)
maaf bukan basi maksudnya, tapi makna dan emosinya sudah hilang? rrrr... rite?
ReplyDeletesori gemori :(
tsaaaah...sumpah, keren abis...kata katanya tinggi banget sampe aku susah mencerna...anyway..itu...ihirrrr...ihirrr..
ReplyDeletehehehehe sabar yaa mbak :) pasti ada jalan keluarnyaa.
ReplyDeleteaduh aduh inilah hidup
ReplyDeletesalam kenalhttp://coretanku103.blogspot.com/2010/03/999-arti-cinta.html
ReplyDeletesaya suka cara penulisannya.
ReplyDeletekereen :D
semoga sama dengan perasaan yg ada padanya..
ReplyDeletebahasanya bagus, mantaf deh
ReplyDeleteKalau sudah lewat ya pasti tidak deg2an. So, no problem, kan? Congrat!
ReplyDeletekunjungan pertama di postingan "pertemuan kedua"
ReplyDeletesalam kenal ya mbak..
yang pertama begitu menggoda, keduanya belum tentu lah ya ihihhi
ReplyDeletevisit you back dear ;)
eh aq pindah blog lohh tgl 1 april, ni aq kasih link blog yg baru ya :P
saya doakan nih mbak, semoga harapannya terkabul. amien :D
ReplyDeletepertemuan kedua sesungguhnya adalah kesempatan kedua ,masih ada kesempatan ketiga kah?? :D
ReplyDeletedropping by to say "hai" ^_^
ReplyDeletehave a nice blog-walking time :)
bagus banget :D
ReplyDelete